PETA KONSEP PERUBAHAN SOSIAL
MAN 1 SRAGEN
PERUBAHAN SOSIAL
(Sumber: MODUL Sosiologi dirjen GTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (
2016)
Uraian Materi
1. Pengertian Perubahan Sosial
a. Secara etimologi, perubahan sosial berarti perubahan pada berbagai
lembaga kemasyarakatan, yang mempengaruhi
sistem
sosial
masyarakat, termasuk didalamnya
nilai-nilai, sikap, pola,
perilaku diantara
kelompok dalam masyarakat. (Lukman Ali
dkk,1995: halaman 1094)
b. Pengertian
perubahan
sosial
menurut beberapa ahli
:
1) Priotr Sztompka menguraikan perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau
mencakup sistem
sosial, dengan penjelasan adanya perbedaan antara keadaan sistem
tertentu dalam waktu yang
berlainan.
(Nanang Martono 2011)
Konsep dasar
tentang perubahan sosial berkaitan dengan tiga
kriteria
meliputi
:
a) Studi
tentang perbedaan, dalam arti dapat melihat adanya
perbedaan atau perubahan kondisi objek yang menjadi fokus studi.
Studi tersebut harus dilakukan dalam waktu yang berbeda, dalam arti
dilakukan studi komparatif dalam dimensi waktu yang berbeda.
b) Pengamatan pada sistem sosial yang sama, dalam arti objek yang menjadi studi komparasi tersebut haruslah objek yang sama.
Sehingga
pembahasan perubahan sosial
selalu
terkait dengan
dimensi ruang dan waktu.
c) Dimensi ruang menunjuk pada wilayah terjadinya perubahan
sosial serta kondisi yang melingkupinya. Tentunya dimensi ini tidak terlepas
dari
aspek
historis
yang
terjadi
pada
wilayah
tersebut.
Dimensi waktu dalam arti perubahan sosial melihat dari masa lampau
(past), sekarang (present), dan
masa depan (future). Dari
masa ke masa akan dibandingkan sehingga dapat diketemukan perubahan sosial
yang terjadi.
2) Kingsley Davis mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan yang
terjadi
dalam struktur
dan
fungsi masyarakat.
3) Mac Iver berpendapat
perubahan sosial merupakan perubahan yang
terjadi dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan.
4) Gillin dan Gillin dianggap sebagai suatu variasi cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan
kondisi geografis, kebudayaan material,
komposisi penduduk, maupun karena
adanya difusi dan penemuan-
penemuan
dalam
masyarakat.
5) Koenig
mendefinisikan
perubahan
sosial sebagai
modifikasi-modifikasi
yang terjadi dalam pola kehidupan masyarakat.
7) Soemardjan
menyatakan perubahan sosial meliputi segala perubahan- perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilakudiantara
kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
8) Moore mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan penting dari
struktur sosial, yaitu pola-pola perilaku dan interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat.
9) Macionis perubahan sosial
merupakan transformasi dalam
organisasi masyarakat dalam
pola pikir dan dalam perilaku pada
waktu tertentu.
10) Ritzer
perubahan
sosial melihatnya
dengan mengacu
pada variasi hubungan antar individu, kelompok, organisasi, kultur, dan masyarakat
pada waktu tertentu.
12) Harper,
perubahan sosial didefinisikan sebagai pergantian (perubahan)
yang signifikan mengenai struktur sosial dalam kurun waktu tertentu. perubahan
dalam struktur ini
mengandung beberapa
tipe
yang meliputi:
a) Perubahan dalam personal,
b) Perubahan dalam cara bagian-bagian struktur sosial.
c) Perubahan dalam
fungsi-fungsi struktur,
d) Perubahan dalam hubungan struktur yang berbeda
e) Kemunculan struktur baru, untuk menggantikan struktur sebelumnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial
adalah perubahan sistem, dan struktur sosial, kultur sosial serta fungsi
masyarakat yang terikat dengan
tempat peristiwa sosial terjadi dan kurun waktu
yang menyangkut masa
lalu, masa
sekarang dan masa yang akan
datang.
Perubahan sosial selalu
terjadi dalam kehidupan masyarakat guna
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat itu sendiri..
2. Dimensi- dimensi Perubahan Sosial
Menrut Himes
dan
Moore, perubahan sosial mempunyai
tiga dimensi yaitu:
a. Dimensi
struktural, mengacu
pada perubahan-perubahan
dalam bentuk
struktur masyarakat, menyangkut peranan , munculnya peranan baru, perubahan dalam kelas sosial, dan perubahan dalam lembaga sosial.
b. Dimensi kultural, mengacu pada perubahan kebudayaan dalam masyarakat.
Perubahan
ini meliputi:
1) Inovasi kebudayaan. Inovasi kebudayaan merupakan komponen internal yang memunculkan perubahan sosial dalam suatu masyarakat.
2) Difusi, merupakan komponen
eksternal yang mampu
menggerakan terjadinya
perubahan sosial.
Sebuah kebudayaan mendapat
pengaruh
dari budaya lain, yang
kemudian
memicu terjadinya perubahan
kebudayaan dalam masyarakat yang mau menerima unsur-unsur
kebudayaan tersebut.
3) Integrasi, merupakan wujud perubahan budaya yang relatif lebih halus.
Hal ini disebabkan dalam proses ini terjadi
penyatuan unsur-unsur kebudayaan yang saling bertemu untuk kemudian
memunculkan kebudayaan baru sebagai hasil penyatuan berbagai unsur-unsur
budaya tersebut.
c. Dimensi interaksional: mengacu pada adanya perubahan hubungan sosial
dalam masyarakat
. Dimensi ini meliputi:
1) Perubahan
dalam frekuensi. Perkembangan teknologi
telah menyebabkan berkurangnya frekuensi individu
untuk
saling
bertatap
muka,
karena semua
kebutuhan dipenuhi
dengan menggunakan
teknologi.
2) Perubahan
dalam jarak sosial, perubahan
teknologi informasi
telah
menggeser fungsi tatap muka dalam proses interaksi. Individu tidak harus
tatap muka dalam melakukan komunikasi
dan interaksi secara langsung.
3) Perubahan
perantara,
mekanisme kerja
individu
dalam masyarakat
modern banyak bersifat serba online menyebabakan individu tidak membutuhkan orang
laindalam proses
pengiriman informasi.
4) Perubahan dalam aturan atau pola-pola, banyak aturan atau pola-pola hubungan
yang
mengalami
perubahan seiring
perkembangan
masyarakat. Emansipasi perempuan dalam dunia kerja
misalnya, telah mengubah cara pandang masyarakat dalam
menyikapi perempuan yang pulang malam, yang tidak selalu dikonotasikan sebagai
perempuan nakal
karena tidak semua
perempuan
yang pulang malam adalah perempuan
nakal
tetapi banyak juga karena pulang kerja sebagai perempuan yang
berkarier.
5) Perubahan dalam bentuk interaksi, interaksi antar individu tidak sekaku
masa
lalu ketika harus dilakukan secara tatap muka. Interaksi dapat dialkukan
kapan saja, melalui Telepon, Handphone, Email, Chatting,
Facebook, Yahoo messenger, Twitter dan berbagai alat teknologi canggih
lainya.
3. Ciri-ciri Perubahan
Sosial
Soekanto menjelaskan ciri-ciri
perubahan
sosial sebagai berikut :
a. Tidak ada
masyarakat yang berhenti
perkembanganya
karena
setiap
masyarakat
mengalami perubahan yang terjadi secara lambat laun mapun
cepat.
b. Perubahan yang terjadi
pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti
oleh perubahan
pada lembaga-lembaga lain.
c. Perubahan yang berlangsung sangat cepat, biasanya
mengakibatkan
disorganisasi karena dalam masyarakat ada proses penyesuaian diri/adaptasi. Disorganisasi yang diikuti oleh proses reorganisasi akan
menghasilkan pemantapan kaidah-kaidah dan nilai yang baru.
d. Suatu perubahan
tidak dapat dibatasi pada
aspek kebendaan atau spiritual
saja, karena keduanya mempunyai kaitan timbal balik
yang kuat. (Nanang Martono 2011)
4. Type-tipe Perubahan Sosial
Secara tipologis, perubahan
sosial dapat dikategorisasikan sebagai
berikut:
a. Proses sosial
yang
menyangkut
sirkulasi
atau rotasi ganjaran
fasilitas-
fasilitas dan individu yang menempati posisi
tertentu pada suatu strukttur.
b. Segmentasi,
yaitu keberadaan unit-unit
secara
struktural tidak berbeda secara kualitatif dari keberadaan masing-masing unit tersebut.
c. Perubahan struktural, yaitu munculnya kompleksitas baru secara kualitatif
mengenai
peranan-peranan dan organisasi.
d. Perubahan
dalam struktur kelompok
yaitu perubahan dalam
komposisi kelompok, tingkat kesadaran kelompok, dan hubungan-hubungan diantara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
5. TEORI PERUBAHAN SOSIAL
Pembahasan teori perubahan sosial merupakan kelanjutan dari kajian dampak perubahan sosial. Pembahasan tentang teori peruhahan
sosial, ada dua penjelasan yang perlu diuraikan lebih dahulu, yaitu teori, dan perubahan
sosial. Teori adalah sarana pokok untuk menyatakan hubungan sisitematik dalam gejala
sosial maupun
natural
yang ingin diteliti. Teori
merupakan abstraksi dari pengertian atau hubungan dari proposi atau detail. Teori
adalah sebuah set
konsep atau construct yang berhubungan satu dengan yang lainya, satu set dari
proporsi yang mengandung
suatu pandangan sisitematis dari fenomena.
Ada tiga
hal jika
ingin mengenal teori
:
1. Teori adalah sebuah set proposisi yang terdiri dari konstrak ( construct ) yang
sudah didefinisikan secara luas dan dengan hubungan unsure-unsur dalam set tersebut secara jelas pula.
2. Teori menjelaskan hubungan antarvariabel atau antarkonstak ( construc
)
sehingga pandangan yang sisitematik dan fenomena-fenomena yang diterangkan oleh variabel dengan jelas kelihatan.
3. Teori menerangkan fenomene dengan cara menspesifikasikan variabel mana yang berhubungan dengan
variabel mana.
Sedangkan perubahan sosial telah diuraikan secara detail dalam materi grade
satu, yang salah satunya adalah pendapat dari Sztompka menguraikan
perubahan sosial dapat
dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam
atau mencakup sistem sosial, dengan
penjelasan adanya perbedaan antara
keadaan sistem tertentu dalam waktu yang berlainan.Dengan demikian teori
perubahan sosial adalah pembahasan tentang sistem sosial yang dilakukan secara sistematis, dengan melihat dalam kurun waktu yang berbeda dan secara
jelas ada perubahan dalam sistem sosial tersebut. Teori Perubahan Sosial dibedakan dalam : teori evolusi, teori konflik, teori fungsional, teori siklus, dan
teori pembangunan.
a. Teori perubahan sosial evolusi
Teori Evolusi menjelaskan bahwa perubahan sosial memiliki arah tetap
dan dialami setiap masyarakat. Arah
tetap yang dimaksud adalah perubahan sosial akan terjadi bertahap, mulai dari awal sampai perubahan terakhir. Saat telah tercapai perubahan terakhir maka
tidak akan
terjadi perubahan lagi. Pada dasarnya
b. Teori perubahan sosial konflik
Teori ini menjelaskan bahwa Perubahan Sosial dapat terbentuk dari konflik.
Konflik ini berasal dari pertentangan kelas antara kelompok penguasa dengan
kelompok masyarakat yang tertindas sehingga
melahirkan sebuah perubahan
sosial yang dapat mengubah sistem sosial tersebut.
Dari paparan di atas, maka
secara garis besar dapat ditangkap
beberapa
formulasi penting menurut Marx mengenai dinamika perubahan sosial:
(1) Perubahan sosial
berpusat
pada kemajuan
cara
atau
teknik
produksi material sebagai sumber perubahan sosial-budaya.
Pengertian
tersebut meliputi pula perkembangan teknologi dan
penemuan
sumber daya baru yang berguna dalam aktivitas
produksi. Bagi
Marx, teknologi tinggi tidak dapat menghadirkan kesejahteraan sebelum semuanya dikuasai langsung oleh kaum pekerja. Justeru teknologi menjadi petaka apabila masih bernaung di bawah kekuatan para pemilik modal.
(2) Dalam
perubahan
sosial
selain kondisi
material dan cara berproduksi, maka yang patut diperhatikan adalah hubungan
sosial
beserta norma-norma kepemilikan yang tersusun berkat
keberadaan sumberdaya di
tangan pemilik modal. Harapan yang
diinginkan bahwa tahap
kehidupan komunal
menjanjikan masyarakat manusiawi. Dimana motif dan
ambisi individual
berganti menjadi solidaritas bersama yang menempatkan pemerataan sebagai
landasan berkehidupan.
(3) Asumsi
dasar
dari
hukum sosial yang bisa
ditangkap bahwa manusia menciptakan
sejarah materialnya sendiri, selama ini mereka berjuang menghadapi lingkungan
materialnya dan terlibat
dalam hubungan-hubungan sosial
yang terbatas dalam proses
pembentukannya. Kemampuan
manusia untuk membentuk sejarah dibatasi oleh keadaan lingkungan material dan
sosial yang telah
ada.
Dari ketiga
formulasi tersebut bagi Marx, perubahan sosial hanya
mungkin terjadi karena
konflik kepentingan
materiil. Konflik sosial dan perubahan sosial menjadi satu pengertian yang setara, karena
perubahan sosial berasal dari adanya konflik kepentingan
material
tersebut akan melahirkan perubahan sosial.
c) Teori perubahan sosial fungsionalis.
Teori Fungsionalis menjelaskan bahwa,
Perubahan
Sosial
merupakan suatu yang konstan dan tidak memerlukan penjelasan. Oleh karena itu perubahan sosial bisa saja mengacaukan suatu keseimbangan dalam masyarakat. Jadi
Teori Fungsional hanya menerima perubahan yang bermanfaat bagi masyarakat, sedangkan perubahan yang tidak bermanfaat
akan dibuang
(tidak
dipakai). Tokoh yang berpengaruh
dalam teori ini
adalah
William Ogburn. Menurutnya, biarpun unsur – unsur masyarakat saling berkaitan
satu sama lain, namun
kecepatan perubahan setiap unsur tidaklah sama. Ada
Unsur yang berubah dengan
cepat, adapula yang perubahannya lambatWiliam Ogburn menyatakan bahwa ruang lingkup
perubahan sosial mencakup, unsur-unsur kebudayaan baik yang bersifat materiil maupun yang tidak
bersifat material (Immateriil)
dengan menekankan pengaruh
yang besar dari unsur-unsur kebudayaan yang
materiil
terhadap unsur-unsur immateriil..
d) Teori perubahan sosial siklus
Teori siklus menjelaskan bahwa, Perubahan sosial terjadi secara bertahap (sama seperti teori evolusi), namun perubahan tidak akan berhenti pada
tahapan “terakhir” yang sempurna, namun akan berputar kembali ke awal
untuk peralihan
ke tahapan selanjutnya. Sehingga digambarkan seperti Sebuah
siklus
Teori siklus menjelaskan bahwa perubahan sosial bersifat siklus artinya
berputar melingkar. Menurut
teori siklus, perubahan sosial merupakan sesuatu yang tidak bisa direncanakan atau diarahkan
ke suatu
titik tertentu,
tetapi berputar-putar menurut pola melingkar. Pandangan teori siklus ini, yaitu perubahan sosial sebagai suatu hal yang berulang-ulang. Apa yang
terjadi sekarang akan memiliki kesamaan atau kemiripan dengan apa yang ada di zaman dahulu. Didalam pola perubahan ini tidak ada proses
perubahan masyarakat
secara bertahap sehingga batas-batas antara pola
hidup primitif, tradisional, dan modern tidak jelas. Perubahan siklus
merupakan pola
perubahan
yang menyerupai spiral.
Pandangan
teori siklus sebenarnya
telah dianut oleh bangsa Yunani,
Romawi, dan Cina Kuno jauh sebelum ilmu sosial modern lahir. Mereka membayangkan perjalanan hidup manusia
pada dasarnya terperangkap dalam lingkaran sejarah yang tidak menentu.
Tokoh teori siklus :
a) Oswald Spengler, seorang filsuf sosial Jerman, berpandangan bahwa
setiap peradaban
besar menjalani proses penahapan kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Selanjutnya, perubahan sosial akan
kembali
pada tahap kelahirannya kembali.
b) Arnold Toynbee, seorang sejarawan sosial Inggris, berpendapat bahwa sejarah
peradaban
adalah rangkaian siklus
kemunduran
dan pertumbuhan.Akan tetapi, masing-masing peradaban memiliki
kemampuan meminjam kebudayaan lain dan belajar dari
kesalahannya untuk mencapai
tingkat peradaban yang tinggi. Salah satu contoh adalah kemajuan teknologi di suatu masyarakat umumnya terjadi
karena proses
belajar dari
kebudayaan lain.Kita dapat melihat
kebenaran teori
siklus ini dari kenyataan sosial sekarang. Misalnya, dari perilaku mode pakaian, dan gaya kepemimpinan politik.
5) Teori perubahan
sosial pembangunan
Teori-teori pembangunan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu teori modernisasi, tahap dependensi, teori
sistem dunia.
a) Teori modernisasi
Didasarkan pada teori evolusi, teori modernisasi memiliki beberapa asumsi teoritis dan metodologis meliputi:
(1) Modernisasi sebagai proses
bertahap.
(2) Modernisasi
sebagai
proses homogenitas,
maksudnya melalui modernisasi dengan
terbentuk
berbagai
berbagai masyarakat dengan karakter serta struktur yang serupa.
(3) Modernisasi kadangkala mewujud dalam bentuk lahirnya sebagai
proses Eropanisasi atau Amerikanisasi atau
yang lebih dikenal dengan westernisasi; modernisasi sama dengan Barat. Negara Barat sudah menjadi simbol kemajuan, keberhasilan, kesejahteraan
ekonomi, dan kestabilan politik.
(4) Modernisasi merupakan proses yang tidak bergerak mundur, tidak dapat dihentikan. Jika
Negara Dunia Ketiga sudah berhubungan
dengan negara maju, maka tidak akan dapat menolak untuk melakukan modernisasi.
(5) Modernisasi
merupakan perubahan yang progresif. Modernisasi
dalam jangka panjang, bukan hanya diposisikan sebagai proses yang pasti terjadi,
tetapi
modernisasi
juga dipandang
sebagai sesuatu
yang dibutuhkan.
(6) Modernisasi memerlukan waktu yang panjang. Modernisasi adalah proses perubahan yang bersifat evolusioner, bukan revolusioner sehingga memerlukan
waktu yang sangat panjang untuk dapat menikmati
hasil
serta mengetahui dampaknya.
(7) Modernisasi merupakan proses
yang
sistemik.
Modernisasi
melibatkan perubahan pada hampir semua aspek tingkah laku sosial, termasuk didalamnya adalah proses
industrialisasi,urbanisasi,
deferensiasi,
sekulerisasi, sentralisasi
dan sebagainya.
(8) Modernisasi melibatkan
proses yang terus menerus (permanen). Hal ini karena modernisasi bersifat sistematik dan transfornmatif, maka
modernisasi melibatkan perubahan sosial yang terus menerus dalam sistem sosial.
Teori modernisasi bagi Negara Dunia
Ketiga memiliki beberapa implikasi kebijakan diantaranya:
(1) Teori modernisasi membantu memberikan secara eksplisit pembenaran hubungan kekuatan antara masyarakat tradisional dan modern. Negara maju dikatakan sebagai negara
modern dan negara
Dunia
Ketiga
diposisikan
sebagai negara tradisional. Untuk itu Negara Dunia Ketiga
diharapkan mengikuti
negara
maju agar menjadi negara yang modern. Nilai-nilai tradisional harus dihilangkan
(Harrison,2005 dalam Nanang
Martono,2011).
(2) Teori modernisasi menilai ideologi komunis
sebagai ancaman
pembangunan
di Negara Dunia Ketiga. Agar Negara Dunia Ketiga
dapat menjadi negara modern, maka mereka harus mengikuti jejak langkah Amerika Serikat, danmenjauhkan diri dari idiologi
komunis
yang digagas Uni Soviet.
(3) Teori modernisasi
mampu memberikan legitimasi mengenai perlunya
bantuan asing, terutama
Amerika
Serikat. Bila Negara Dunia
Ketiga memerlukan bantuan modal,
maka negara maju (Amerika Serikat
dan
Negara maju lainya) siap untuk memberikan modal tersebut. Terutama modernisasi
memusatkan pethatian pada
faktor yang menyebabkan ketergantungan negara Dunia Ketiga kepada negara maju.
Faktor
tersebut
lebih
dilihat
sebagai faktor internal
Negara Dunia Ketiga.
Tokoh teori modernisasi antara lain :
a) David McClelland
Menjelaskan bahwa faktor
yang
menyebabkan Negara Dunia Ketiga mengalamim kemiskinan
adalah
karena masyarakat di Negara DuniaKetiga tidak mempunyai semangat untuk berprestasi.
Teori McClelland
lebih dikenal dengan
teori n-Ach (need for achievement). Setiap individu memiliki waktu luang. Hendaknya setiap orang memanfaatkan waktu luangnya untuk berfikir bagaimana
meningkatkan situasi sekarang kearah
yang lebih baik, dan hendaknya melaksanakan tugas dengan
cara yang lebih baik.
b) Alex Inkeles
Memusatkan perhatian pada dua permasalahan pokok yaitu:
(1) Akibat yang ditimbulkan modernisasi bagi Negara Dunia Ketiga dan
pandangan hidup seseorang.
(2) Sikap hidup yang dimiliki oleh Negara Dunia Ketiga dapat atau
tidak lebih modern daripada sebelumnya, jika negara tersebut berinteraksi
dengan negara Barat. Pendapat Inkeles bahwa untuk dapat
maju
dalam suatu masyarakat diperlukan manusia modern, yaitu manusia
yang mampu
mengembangkan
sarana material tersebut supaya menjadi produktif. (Suwarsono dan So, 1994 dalam Nanang Martono,
2011).
c) Walt Whiltman Rostow
Rostow memandang bahwa pembangunan pada Negara Dunia Ketiga
diperlukan untuk
mencapai modernisasi. Pendekatan yang digunakan mengarah pada
ekonomi pembangunan
dengan dasar pembangunan
Negara Dunia Ketiga memerlukan tahapan yang panjang dalam bukunyA” The Stages of Ekonomic Growth”
menjelaskan lima tahap pertumbuhan ekonomi sebagai berikut:
(1) Masyarakat tradisional
(traditional
society). Tahap pembangunan masyarakat tradisional ditandai oleh pembangunan dan pada tahap ini, perubahan sosial berjalan
cukup lambat. proses produksi belum
dimaksimalkan.
(2) Prakondisi tinggal landas (the preconditions for take off). Pada tahap ini ide-ide untuk mempelajari pembangunan ekonomi
sudah mulai tumbuh, termasuk
di dalamnya pendidikan berkembang, kewirausahaan,
dan
institusi
yang dapat memobilisasi
modal. Juga
sudah mulai banyak pengusaha, perluasan
pasar dan pembangunan sektor industri.
(3) Tinggal landas (the take off). Pada tahap ini pertumbuhan ekonomi
mulai tinggi, teknologi mulai diakses, muncul
kelompok politik yang
kecil, pertumbuhan modal bagi perluasan industri, angka kematian
relatif kecil.
(4) Pematangan pertumbuhan (the drive to maturity). Cirinya adalah 10 sampai dengan 20 %
pendapatan
nasional digunakan
untuk investasi, pemanfaatan teknologi menjadi semakin
kompleks
dan sektor industri
bergerak ke industri berat.
(5) Konsumsi
masa yang tinggi (high
consumption).
Bercirikan sector
industri mulai
mengkhususkan pada produksi
barang-barang
konsumsi dan
penyediaan
jasa.
Kebutuhan dasar pada tahap ini
adalah memberikan pelayanan dan fokus pada kesejahteraan
masyarakat. (Rostow,1990, Harrison, 2005 dalam Nanang Martono
2011)
d) Teori dependensi
Teori ketergantungan
atau teori dependensia.
Kritik terhadap modernisasi. Kemunculan teori dependensia merupakan
perbikan sekaligus antitesis
dari kegagalan
teori pembangunan
maupun modernisasi
dalam menjalankan tugasnya mengungkap jawaban kelemahan hubungan ekonomi dua kelompok negara di dunia. Teori ini muncul di
Amerika Latin, yang menjadi kekuatan reaktif dari suatu
kegagalan yang dilakukan teori modernisasi.
Tradisi berpikir yang sangat kental dari teori ini timbul akibat kejadian dalam varian ekonomi, yaitu pada
tahun 1960-an.’
Dalam konsep berpikir teori ketergantungan, pembagian kerja secara internasional mengakibatkan
ketidakadilan dan keterbelakangan bagi negara-negara pertanian. Dari
sini pertanyaan yang muncul
adalah
mengapa teori pembagian kerja internasional harus diterapkan
jika
ternyata tidak menguntungkan semua
negara
?
e)Tokoh
teori ketergantungan
antara lain:
(1) Paul Baran
Hubungan
antar negara di dunia, mengindikasikan bahwa pergerakan
modal dari negara Dunia Ketiga ke negara maju sebagai upaya menuju keseimbangan
ternyata
tidak pernah
terjadi. Pergerakan modal dari negara maju ke negara Dunia Ketiga yang bertujuan untuk menyedot
keuntungan dari negara
Dunia Ketiga. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
fenomena sebagai
berikut:
i. Pendapatan nasional yang naik tidak dapat dinikmati sebagian besar
masyarakat negara maju, namun sebagian fihak dari
hasil
eksploitasi.
ii. Efek ekonomi yang timbul justru akan menggeser orientasi rakyat baik dalam bertransaksi (yakni dari hubungan paternalistik kemudian
bergantung pada mekanisme pasar yang kapitalistik) maupun dalam
produksi pemasaran
(yaitu dari usaha mencukupi dan
memenuhi kebutuhan dalam negeri kepada pemenuhan pasaran luar negeri) .
Hal
ini menyebabkan sistem ekonomi nasional negara Dunia Ketiga
terikat langsung
dengan
sistem ekonomi kapitalis di
luar negeri
dengan berbagai gejolaknya.
(2) Andre Gunder Frank
Frank mengkategorikan negara
di dunia menjadi dua kelompok yaitu:
(a) Negara metropolis maju (developed metropolitan countries)
(b) Negara satelit terbelakang ( satellite underdeveloped countries) Terdapat empat hipotesis pokok yaitu:
e. Dalam
struktur metropolis
dan satelit, fihak metropolis
akan berkembang pesat,
sedang
satelit akan menuju keterbelakangan
yang terus menerus.
f. Negara-negara Ketiga yang sekarang menjadi negara satelit, dapat
mengembangkan sektor
ekonomi yang sehat dan mengembangkan industri otonom jika hubungan metreka
dengan negara metropolis
dunia
tidak ada atau sangat lemah.
g. Kawasan
yang
sangat terbelakang, dulu
adalah
negara
feodal merupakan
kawasan yang menjalin hubungan yang kuat
dengan negara metropolis dalam sistem kapitalis internasional.
h. Pertumbuhan beberapa negara maju
saat ini bukanlah
karena
penerapan sistem kapitalis, tetapi
karena kawasan tersebut telah berkembang kukuh berdasarkan dinamikanya sendiri dalam memberi
respon terhadap kesempatan yang timbul ( Arief dan Sasono, 1984
dalam Nanang Martono, 2011)
Lima tesis dalam teori
ini dengan uraian
sebagai berikut:
(a) Terdapat kesenjangan
antara negara pusat dan satelitnya.
(b) Kemampuan negara satelit dalam pembangunan ekonomi terutama pembangunan industri
kapitalis meningkat pada saat ikatan terhadap negara pusat
melemah.
(c) Negara yang terbelakang
dan terlihat
feodal
saat ini merupakan negara yang memiliki kedekatan ikatan dengan negara pusat
pada masa
lalu. Negara satelit yang memiliki hubungan saat erat telah menjadi sapi
perah
bagi
negara pusat. Negara satelit hanya
diposisikan sebagai penghasil produk primer yang sangat dibutuhkan sebagai modal
dalam industri kapitalis di negara pusat.
(d) Kemunculan negara besar di
negara satelit
sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan dan peningkatan keuntungan ekonomi negara pusat. Perkebunan yang dirintis oleh negara pusat
menjadi
cikal bakal munculnya industri
kapiitalis yang sangat besar yang berdampak pada eksploitasi lahan, sumber daya alam, tenaga
kerja
negara
satelit.
(e) Eksploitasi yang menjadi ciri khas kapitalisme menyebabkan
menurunnya kemampuan produksi pertanian di negara satelit. Ciri
pertanian subsistem pada negara terbelakang menjadi hilang dan
diganti
menjadi pertanian yang kapitalis (Suwarsono dan So, 1994; Harrison, 2005
dalam Nanang
Martono, 2011).
(3) Theotonio Dos
Santos
Hubungan
dua negara atau
lebih mengandung bentuk ketergantungan
jika
beberapa negara yang
dominan dapat dapat berkembang dan memiliki otonomi dalam pembangunannya, sementara negara lain (yang tergantung) dapat melakukan hal serupa, hanya refleksi perkembangan negara
dominan. Artinya ketika negara dominan mengalami kemajuan,
maka
negara yang tergantung (negara Dunia Ketiga), akan maju pula.
f) Teori sistem dunia
Teori sistem dunia (disebut juga teori sistem ekonomi
kapitalis dunia). Masih bertolak dari teori
ketergantungan, namun menjelaskan lebih jauh
dengan mengubah unit analisisnya pada sistem dunia, sejarah
kapitalis
dunia, serta spesifikasi sejarah lokal. Menurut teori sistem dunia, dunia cukup
dipandang
dari
sistem ekonomi
saja,
yaitu sistem ekonomi
kapitalis. Negara-negara sosialis yang kemudian
juga terbukti
menerima
modal
kapitalisme
dunia,
hanya
dianggap satu unit saja dari tata
ekonomi kapitalis dunia. Teori
ini melakukan analisis dunia
secara global, berkeyakinan bahwa tidak ada negara yang dapat melepaskan
diri dari ekonomi kapitalis yang mendunia.
6.FAKTOR PENYEBAB
A. Faktor yang
berasal dari dalam masyarakat.
Faktor yang berasal
dari dalam meliputi :
a. Bertambah dan berkurangnya penduduk.
b. Penemuan-penemuan baru.
c. Pertentangan atau konflik.
d. Terjadinya pemberontakan atau revolusi.
B. Faktor yang berasal dari
luar.
a. Terjadi bencana alam atau
kondisi lingkungan fisik.
b. Terjadi peperangan
C. Adanya pengaruh kebudayaan
masyarakat lain.
C. Faktor yang mempengaruhi perubahan sosial
adalah :
1. faktor geografis,
2. teknologi,
3. ideologi,
4. populasi penduduk.
8. Faktor Penghambat Perubahan
Sosial
Faktor-faktor yang menghambat perubahan
sosial budaya,
antara
lain
sebagai berikut.
a. Kurang hubungan dengan masyarakat lain
karena kehidupan yang
terasing.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.
c. Sikap
masyarakat
yang
sangat tradisional.
d. Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested interest).
e. Rasa takut adanya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
f. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup.
g. Hambatan
yang bersifat ideologis..
h. Adat dan kebiasaan
yang mendarah daging.
i. Nilai bahwa
hidup ini
pada hakikatnya
buruk
dan tidak
mungkin
diperbaiki.
Unsur dalam masyarakat
yang menghambat
perubahan sosial
adalah:
a. Faktor sosial
Stratifikasi
sosial yang kaku, terjadinya ketimpangan sosial yang menyolok, fragmentasi komunitas, kepentingan
kelompok menjadikan
penghambat perubahan sosial.
b. Faktor psikologis
Berhubungan dengan
perasaan individu atau masyarakat yang
mempunyai pengalaman tertentu, sepertu
trauma akibat pengalaman buruk. Peristiwa yang menumbuhkan
trauma secara psikologis yang baru saja
terjadi di Indonesia adalah jatuhnya pesawat sukhoi yang
diujicoba di Indonesia yang jatuh diwilayah gunung Salak kabupaten Bogor
9. Bentuk –bentuk Perubahan Sosial
a. Perubahan yang cepat (revolusi), dan perubahan yang lambat (evolusi).
Revolusi merupakan wujud perubahan sosial
yang paling spektakuler, sebagai tanda perpecahan
mendasar dalam proses historis, dan pembentukan
ulang
masyarakat dari dalam. Sztompka
dalam Nanang
Martono (2011) menyebutkan bahwa revolusi mempunyai perbedaan dengan bentuk perubahan
sosial yan lain. Perbedaan tersebut adalah
revolusi menimbulkan perubahan dalam cakupan terluas, menyentuh
semua tingkat dan dimensi
masyarakat: ekonomi, politik, budaya, organisasi
sosial,
kehidupan sehari-hari,
dan kepribadian manusia, dalam semua bidang tersebut, perubahanya radikal, fundamental,
menyentuh inti bangunan dan fungsi sosial.
Perubahan
yang
lambat (evolusi
)
Sedangkan
perubahan
yang lambat
(evolusi),merupakan
perubahan
yang memerlukan
waktu yang lama, karena terjadi dengan sendirinya tanpa direncanakan dimana terdapat suatu rentetan perubahan kecil
yang saling mengikuti
dengan lambat. Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti
kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan
usaha-usaha masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Dengan kata lain, perubahan sosial
terjadi
karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat
guna
menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan
perkembangan masyarakat pada waktu tertentu.
Contoh, perubahan sosial
dari
masyarakat berburu menuju ke masyarakat meramu.
Menurut Soerjono Soekanto,
terdapat tiga teori yang mengupas
tentang
evolusi, yaitu
1) Unilinier Theories of Evolution: menyatakan bahwa manusia dan
masyarakat
mengalami
perkembangan
sesuai dengan tahap- tahap tertentu, dari yang sederhana
menjadi kompleks dan sampai
pada tahap yang sempurna.
2) Universal
Theory of Evolution: menyatakan
bahwa perkembangan
masyarakat
tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut teori ini, kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.
3) Multilined Theories of Evolution: menekankan pada
penelitian
terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat.
Misalnya, penelitian pada
pengaruh perubahan sistem
pencaharian
dari sistem
berburu ke
pertanian.
b. Perubahan yang kecil
dan perubahan yang besar.
Perubahan yang kecil pada dasarnya
merupakan perubahan yang
terjadi
pada
unsur-unsur
struktur
sosial yang tidak membawa pengaruh
langsung
yang
berarti
bagi
masyarakat.
Contoh,
perubahan mode pakaian dan mode rambut .
c. Perubahan yang
dikehendaki
(direncanakan) dan
tidak dikehendaki(tidak direncanakan).
Perubahan yang direncanakan merupakan perubahan yang dikehendaki oleh
fihak-fihak yang berkepentingan melakukan perubahan. Pihak tersebut dinamakan agent of change yang merupakan seorang atau kelompok masyarakat yang mendapat
kepercayaan sebagai pemimpin pada
satu
atau lebih lembaga kemasyarakatan.
Contohnya pembangunan di bidang pendidikan, kementerian pendidikan dan
kebudayaan telah
membuat rencana strategis untuk kurun waktu tertentu
program pendidikan.
d. perubahan progresif dan
regresif
Sumber
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN(Dra. Sri Suntari, M.Si.;
Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (
2016)