SOSIOLOGI dalam KEHIDUPAN
(oleh
Supriyadi, S.Sos)
Tujuan
pembelajaran Anda adalah dapat menjelaskan mengenai sosiologi sebagai ilmu.
Dari uraian dibawah ini, setiap siswa agar membaca
dan merangkum tentang kesimpulan:
1. Pengertian
sosiologi
2. Ciri-ciri
sosiologi.
Selamat belajar
semoga mendapat ilmu yang bermanfaat.
1.
Pendahuluan
Pernahkah Anda berkumpul bersama teman sebaya? Apa
yang Anda lakukan jika berkumpul dengan temanmu? Pada saat di sekolah, apakah
Anda mempunyai teman yang sama dengan teman di rumah? Apakah teman di sekolah
Anda dari golongan ekonomi yang sama? Apakah Anda dapat menjelaskan pola
tingkah laku teman Anda di rumah dan di sekolah?
Di sinilah dibutuhkan ilmu tentang kemasyarakatan,
yaitu ilmu yang dapat memberikan jawaban tentang pola tingkah laku teman Anda
di rumah atau di sekolah. Ilmu itu tidak memberikan penjelasan tentang apa yang
harus dilakukan seseorang, melainkan menjelaskan mengapa seseorang melakukan
sesuatu. Ilmu apakah yang dapat menjelaskan hal-hal tersebut di atas, dan
masalah-masalah lain yang terjadi dalam masyarakat? Anda dapat menemukan
jawaban pertanyaan pertanyaan di atas jika belajar sosiologi.
Mengapa muncul ilmu sosiologi? Jika terjadi krisis
dan perubahan terhadap sesuatu di masyarakat, maka mulailah orang melakukan
renungan-renungan sosiologi.
Sosiologi lahir sebagai ilmu yang mempelajari
tentang masyarakat, baru muncul pada abad ke19, yang dipopulerkan oleh seorang
filosof Prancis yang bernama Auguste Comte (1798–1857). Di dalam bukunya Course
De Philosophie Positive, ia menjelaskan bahwa untuk mempelajari masyarakat
harus melalui urutan-urutan tertentu, yang kemudian akan sampai pada tahap
akhir yaitu tahap ilmiah. Dengan demikian, Comte merintis upaya penelitian
terhadap masyarakat, yang selama berabad-abad sebelumnya dianggap mustahil.
Atas jasanya memperkenalkan istilah sosiologi maka Comte disebut sebagai Bapak
Sosiologi. Ia mengkaji sosiologi secara sistematis, sehingga sosiologi terlepas
dari ilmu filsafat dan berdiri sendiri sejak pertengahan abad ke-19. Gagasan
Comte mendapat sambutan luas, terbukti dengan munculnya sejumlah ilmuwan di
bidang sosiologi. Mereka antara lain, Pitirim A. Sorokin, Herbert Spencer, Karl
Marx, Emile Durkheim, George Simmel, dan Max Weber.
Mereka semua berjasa dalam menyumbangkan beragam
pendekatan untuk mempelajari masyarakat yang sangat berguna bagi perkembangan
sosiologi. Pendekatan yang mereka kemukakan antara lain sebagai berikut.
a. Herbert Spencer Memperkenalkan pendekatan
analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu
organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
b. Karl Marx Memperkenalkan pendekatan materialisme
dialektis, yang menganggap konflik antarkelas sosial menjadi intisari perubahan
dan perkembangan masyarakat.
c. Emile Durkheim Memperkenalkan fakta sosial, yang
berupa penelusuran fungsi berbagai elemen sosial sebagai peningkatan sekaligus
memelihara keteraturan sosial.
d. Max Weber Memperkenalkan pendekatan tindakan
sosial, yang berupa menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan dan sikap yang
menjadi penuntun perilaku masyarakat. Secara umum, pendekatan yang dikemukakan
para ilmuwan sosiologi pada abad ke-19 cenderung makro (luas). Bagi mereka,
perubahan masyarakat dapat diramalkan dari ciri khas masyarakat itu sendiri.
Karakteristik suatu masyarakat akan berpengaruh terhadap perilaku warganya
beserta perubahan sosial yang akan terjadi. Pendekatan makro (luas) mendapat
kritikan dari para ilmuwan sosiologi abad ke-20. Pada abad ke-20 terjadi
migrasi besar-besaran ke Amerika Utara tepatnya Amerika Serikat dan Kanada. Hal
itu menyebabkan pertumbuhan penduduk sangat cepat, munculnya kota-kota industri
lengkap dengan gejolak kehidupan kota besar, kriminalitas, sampai tuntutan
emansipasi wanita. Akibat dari itu semua, perubahan masyarakat yang mencolok
pun tak terhindarkan. Sumber: Negara dan Bangsa, 2002 S
2.
Pengertian Sosiologi
Istilah Sosiologi menurut Auguste Comte berasal
dari bahasa Yunani (latin). Sosiologi berasal dari kata socius yang artinya
teman atau sesama dan logos berarti cerita. Jadi menurut arti katanya sosiologi
berarti cerita tentang teman atau kawan (masyarakat). Sebagai ilmu, sosiologi
merupakan sebuah pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil pemikiran
ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain. Berikut ini beberapa
definisi tentang sosiologi.
a. Roucek
dan Warren Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antarmanusia dalam
kelompok-kelompok.
b. Pitirim A. Sorokin, sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari: – Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala
sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala agama, gejala keluarga, dan gejala
moral). – Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala
nonsosial (gejala geografis, biologis).
c. William
F. Ogburn dan Mayer F. Nimkoff Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah
terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
d. J. A. A. Von Dorn dan C. J. Lammers Sosiologi
adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses
kemasyarakatan yang bersifat stabil.
e. Max Weber Sosiologi adalah ilmu yang berupaya
memahami tindakantindakan sosial.
f. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi Sosiologi
adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses
sosial termasuk perubahan sosial.
g. Hassan Shadily Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, menyelidiki ikatan-ikatan antara
manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba mengerti sifat dan maksud hidup
bersama, cara terbentuknya hidup bersama serta perubahannya, perserikatan
hidup, kepercayaan, dan keyakinan.
h. Paul B. Horton Sosiologi adalah ilmu yang
memusatkan kajian pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok
tersebut.
i. Soerjono
Soekanto Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi
kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum
kehidupan masyarakat.
3.
Ciri-Ciri dan Hakikat Sosiologi
Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial
yang mempelajari masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur
ilmu pengetahuan. Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono
Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut.
a. Empiris, yaitu didasarkan pada observasi dan
akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi (menduga-duga).
b. Teoritis,
yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di
lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang
tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga
menjadi teori.
c. Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori
yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori
yang lama.
d. Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak
mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk
menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
( sumber SRI
Sudarmi s Sosiologi 1 : Untuk Kelas X SMA dan MA /
Oleh Sri Sudarmi, W. Indriyanto ;
Editor Saronto. — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar