Untuk klik download materi
Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Pembentukan Lembaga
Sosial.
Sekolah : MTs Muhammadiyah 2 Kalijambe
Mata
Pelajaran/Tema/Subtema: IPS/ Pengaruh Interaksi Sosial
Terhadap Pembentukan Lembaga Sosial/
nilai dan norma
Kelas/Semester : VII/ Ganjil
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan pembelajaran dengan model Problem
Based Learning (PBL) dengan menggunakan metode Ceramah
Plus Diskusi diharapkan:
1. Melalui kegiatan mendengarkan ceramah guru, peserta didik mampu menjelaskan pengertian nilai dan norma dengan tepat.
2. Melalui kegiatan mengamati tayangan video/ PPT, peserta didik mampu menganalisis perbedaan nilai dan norma dengan benar
3. Melalui kegiatan bimbingan penyelidikan dari berbagai sumber belajar, peserta didik mampu menganalisis tingkatan norma – norma yang tumbuh dalam masyarakat dengan benar.
4. Melalui kegiatan bimbingan penyelidikan dari berbagai sumber belajar, peserta didik mampu menganalisis pengaruh interaksi dalam proses terbentuknya Lembaga sosial dengan kritis.
5. Melalui kegiatan bimbingan penyelidikan dari berbagai sumber belajar, peserta didik mampu menganalisis pengaruh lembaga sosial terhadap perilaku masyarakat dengan benar.
6. Melalui kegiatan pengembangan dan evaluasi dari guru, peserta didik mampu menyajikan hasil diskusi pengaruh interaksi sosial terhadap pembentukan lembaga sosial dengan jelas.
B. Uraian Materi
Pengaruh Interaksi Sosial
Terhadap Pembentukan Lembaga Sosial
Manusia sebagai makhluk
sosial membutuhkan peran dari orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. ini
karena dalam memenuhi kebutuhan hidup, manusia tidak bisa mengupayakaan
sendiri. Mereka melakukan interaksi sosial dengan manusia lain untuk memenuhi
kebutuhannya sehingga terbentuklah Lembaga social. Interaksi sosial dilakukan
oleh setip manusia untuk mencukupi berbagai kebutuhan hidupnya. Terlebih
kebutuhan manusia ini sangat beragam, sehingga interaksi sosial menjadi salah
satu cara yang dilakukan oleh setiap manusia agar semua kebutuhannya bisa
terpenuhi. Interaksi sosial ini bisa berlangsung baik antarindividu, individu
dengan kelompok, maupun antarkelompok.
Setiap lembaga yang terbentuk memiliki tiga unsur, yaitu: sisten norma, Tindakan berpola dan kebutuhan.
Selengkapnya Simak
penjelasan berikut!
A. Sistem norma
Norma adalah aturan yang mengikat masyarakat. Aturan ini bisa berupa perintah atau larangan. Norma memiliki sanksi. Itu sebabnya norma bersifat mengikat. Norma adalah bentuk kongkrit dari nilai berisi perintah dan larangan untuk mengatur perilaku manusia.
Kalau kita melihat definisi diatas bahwa norm itu bentuk konkrit dari nilai maka apa yang dimaksud dengan nilai. Karena norma ada karena adanya nilai. Jadi keberadaan norma itu lahir setelah nilai ada. Maka mari kit aulas nilai terlebih dahulu.
Nilai social adalah segala sesuatu yang dianggap penting dan benar oleh kelompok masyarakat inilah yang kita kenal sebagai nilai. Nilai yang dianut setiap orang dapat berbeda karena nilai bersifat relatif (tidak mutlak). Sesuatu yang kita anggap bernilai belum tentu dianggap sama dengan orang lain.
Dengan kata lain nilai
adalah konsepsi yang abstrak dalam diri manusia tentang apa yang dianggap baik
dan buruk.
1. Nilai tercipta secara sosial bukan bawaan lahir. Artinya, seseorang terus menerus mempelajari nilai seiring berjalannya waktu. Contoh: kamu menganggap pendidikan adalah nilai kesuksesan karena orang tuamu mengajarkan hal tersebut di dalam keluarga. berarti nilai bukan diperoleh dari lahir, melainkan ditanamkan oleh orang tuamu.
2. Nilai memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap individu dan masyarakat. Contoh: bagimu, gelar berpengaruh besar terhadap hidup seseorang. Akan tetapi, orang lain belum tentu memandang hal yang sama. Bisa saja menurut mereka, koneksi pertemanan yang lebih penting.
3. Nilai berlangsung secara terus menerus melalui interaksi, kontak sosial, dan akulturasi. Contoh: Sebelumnya, kamu memandang nilai kesuksesan itu berdasarkan dari gelar pendidikan. Tapi, seiring waktu, kamu berinteraksi dengan orang baru atau masuk ke lingkungan baru. Lama-lama, nilai itu bisa berubah.
4. Nilai melibatkan emosi dan perasaan. Artinya, dalam menjalankan nilai, kita akan dipengaruhi oleh perasaan atau emosi. Contoh: Orang tuamu menjunjung tinggi nilai pendidikan. Maka mereka rela menabung demi masa depan anak-anaknya.
5. Terbentuk melalui proses sosialisasi. Nilai itu di pelajari dari generasi ke generasi selanjutnya.
6. Nilai bisa berbeda dari satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
1. Agama
2. Masyarakat
3. Individu
Menurut Notonegoro, nilai terbagi menjadi 3 jenis:
1. Nilai Material, yang berguna bagi fisik manusia. Contohnya makanan. Bagi sebagian orang, makanan punya nilai tersendiri. Makan enak bisa meningkatkan mood kalo lagi bete. Nah, contoh nilai material yang lain ada pakaian, tempat tinggal, dan kebutuhan pokok lainnya.
2. Nilai Vital, yang berguna bagi manusia untuk melakukan aktivitasnya. Contoh: Bagi abang ojek online, kendaraan bermotor, gadget, dan kuota internet adalah nilai vital karena tanpa barang tersebut, mereka nggak bisa bekerja.
3. Nilai Kerohanian, yang berguna bagi kebutuhan batin manusia. Nilai Kerohanian dapat dibagi menjadi 4, yaitu:
o Nilai Kerohanian,
bersumber pada Tuhan. Contoh: kamu beragama Kristen, maka ibadahmu dilakukan di
gereja dengan berdoa dan nyanyian pujian. Sementara temanmu yang beragama Islam
melakukan ibadah di masjid dengan sholat dan mengaji.
o Nilai Kebenaran,
bersumber dari akal manusia yang dibuktikan dengan fakta. Contoh: Bumi itu
bulat, air laut rasanya asin.
o Nilai Kebaikan/Moral,
bersumber dari hati manusia. Membantu orang / menyeberangkan jalan dianggap hal
yang baik.
o Nilai Keindahan,
bersumber dari estetika. Kamu suka melihat yang indah daripada yang buruk
Fungsi Nilai Sosial
1. Alat untuk menetapkan harga sosial dari pribadi dan kelompok.
2. Mengarahkan masyarakat untuk berpikir dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
3. Sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peran sosialnya
4. Alat solidaritas atau mendorong masyarakat
5. Sebagai kontrol perilaku masyarakat
6. Sebagai acuan dan sumber motivasi untuk berbuat sesuatu. Misalnya, penanaman nilai-nilai keagamaan melalui pengajian.
7. Sebagai benteng perlindungan atau penjaga stabilitas budaya kelompok atau masyarakat
8. Mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku
Atas dasar kekuatan mengikat ini maka dikenalah istilah
· Cara (usage), suatu norma yang berbentuk perbuatan dan lebih menonjol dalam hubungan antara individu, misalnya: cara minum.
· Kebiasaan (folkways), suatu norma yang berbentuk perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Ini membuktikan bahwa perbuatan itu disukai banyak orang. Misalnya kebiasaan menghormati orang lain yang lebih tua.
· Tata kelakuan (mores), suatu norma yang berbentuk kebiasaan yang dianggap sebagai cara berperilaku dan diterima sebagai norma pengatur. Misalnya norma perihal hubungan antara pria dan wanita Tata kelakuan mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai berikut:
o memberi batas-batas pada kelakuan individu. Hal
ini karena tata kelakuan merupakan suatu alat untuk memaksa suatu perbuatan dan
sekaligus larangan terhadap suatu perbuatan tertentu.
o mengidentifikasikan individu dengan kelompok
lainnya.
o menjaga solidaritas antar-anggota masyarakat.
· Adat-istadat (Custom) Adat-istadat adalah tata kelakuan yang kekal dan mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar terhadap anggota masyarakatnya sehingga anggota masyarakat yang melanggarnya akan menerima sanksi yang keras
Perbedaan antara Nilai dan Norma
- Nilai abstrak berupa anggapan baik buruk
- Nilai lebih dahulu tercipta dari norma
- Tidak ada nilai yang tertulis.
- Nilai bersifat implisit alias tersamar/tersirat. Sedangkan sifat
- Nilai belum dilengkapi dengan sanksi.
- Nilai berfungsi sebagai pedoman seseorang dalam bermasyarakat.
u Norma konkrit berupa perintah dan larangan
u Norma muncul setelah adanya nilai
u norma bisa berwujud tertulis dan tidak tertulis.
u Norma adalah eksplisit, nyata, tegas, dan jelas.
u Norma akan memperoleh sanksi tertentuuNorma berguna sebagai aturan yang ada di suatu kelompok masyarakat
BENTUK NORMA SOSIAL
- Norma agama adalah aturan-aturan hidup yang berupa perintah-perintah dan larangan-larangan, yang oleh pemeluknya diyakini bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa.
- kesusilaan adalah
aturan-aturan hidup tentang tingkah laku yang baik dan buruk, yang berupa
"bisikan-bisikan" atau suara batin yang berasal dari hati nurani
manusia.
- Norma kesopananan
adalah aturan hidup bermasyarakat tentang tingkah laku yang baik dan tidak baik
baik, patut dan tidak patut dilakukan, yang berlaku dalam suatu lingkungan
masyarakat atau komunitas tertentu.
- Norma hukum adalah aturan-aturan yang dibuat oleh lembaga negara yang berwenang, yang mengikat dan bersifat memaksa, demi terwujudnya ketertiban masyarakat
Fungsi Norma Sosial
- Mengatur tingkah laku masyarakat agar sesuai dengan
nilai yang berlaku
- Menciptakan ketertiban dan keadilan dalam masyarakat
- Membantu dalam mencapai tujuan bersama
- Menjadi dasar dalam
memberi sanksi kepada masyarakat yang melanggar norma
B.
Tindakan Berpola Tindakan berpola
merupakan serangkaian tindakan yang saling berhubungan satu sama lain, sehingga
membentuk suatu pola yang mantap. Setiap Lembaga yang terbentuk memiliki
aturan/ norma yang berbeda sehingga pola perilaku yang ditampilkan akan berbeda
kalau dibandingkan dengan Lembaga lainnya. Misalkan bagaimana seorang guru
bekerja, akan berbeda dengan bagaimana teller bank bekerja, bagaimana dokter
bekerja dst. Mereka memiliki standar
operasional pelaksanaan tugas yang berbeda-beda sesuai aturan kerja
masing-masing. Contoh lainnya: bagaimana pemeluk satu agama berinteraksi dan
melakukan ibadah yang memiliki aturan yang berbeda dengaan agama lainnya. Satu
agama memiliki pola Tindakan yang mirip. Misalkan agama Islam, bagaimana
seseorang bertemu mengucapkan salam, sholat dengan aurat tertutup, saat
bepuasa, bagaimana mereka berhaji, dll.
C.
Kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia yang beraneka ragam inilah
yang menjadi dasar terbentuknya kelembagaan masyarakat yang beraneka ragam.
Contoh:
Kebutuhan
manusia akan melanjutkan keturunan melalui perkawinan, akan melahirkan
sistem-sistem pengaturan tata cara pelaksanaan suatu perkawinan, misalnya:
adanya dua mempelai, saksi, mahar, ijab-kabul dan lain-lainnya.
Interaksi dalam Proses Terbentuknya Lembaga Sosial
Proses terbentuknya
lembaga sosial atau lembaga kemasyarakat disebut juga dengan proses
institusionalisasi atau pelembagaan. Lembaga sosial sendiri sebenarnya
terbentuk dari norma-norma masyarakat. Norma tersebut berproses dari yang
awalnya dikenal, kemudian diakui, dimengerti, hingga akhirnya dipatuhi oleh
masyarakat. Semuanya hasil dari hubungan social/ interaksi untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Jadi, proses institusionalisasi terjadi ketika ada
norma atau nilai-nilai yang dianggap penting bagi kehidupan. Masyarakat
kemudian diminta untuk mematuhi norma tersebut demi kehidupan yang lebih baik. Dikutip buku Pengantar Sosiologi karangan Dr.
Baharuddin MA, lembaga sosial terbentuk melalui proses habitualisasi dan
tipifikasi.
Ada beberapa faktor yang mendorong terbentuknya lembaga sosial,
antara lain:
1. Adanya dorongan untuk memenuhi
kebutuhan hidup baik kebutuhan mendasar, kebutuhan sosial maupun kebutuhan
integratif.
2. Untuk mewujudkan
efisiensi kerja dari setiap individu yang dapat didelegasikan kepada
lembaga-lembaga sosial tertentu untuk mewakilinya.
3. Adanya keterbatasan benda-benda
pemuas kebutuhan.
4. Adanya keinginan untuk
mewujudkan keadaan hari esok yang lebih baik serta menjamin kelangsungan hidup
masyarakat.
1.
Interakasi dalam
pembentukan Lembaga Keluarga
Kebutuhan
manusia untuk melanjutkan keturunan melalui perkawinan, akan
melahirkan sistem-sistem pengaturan tata cara pelaksanaan suatu perkawinan,
misalnya: adanya dua mempelai, saksi, mahar, ijab-kabul dan lain-lainnya. Mereka berinteraksi
karena dorongan mengahasilkan keturunan, kebahagian, kasih saying.
Keduanya kemudian punya
visi dan misi yang sama mulai dari hidup bahagia, hidup sejahtera, punya
keturunan, dan sebagainya.
Sumber gambar:
https://tse2.mm.bing.net/th?id=OIP.-mknbXCIbtGokejS5tM_rQHaEo&pid=Api&P=0&h=180
2.
Interakasi dalam
pembentukan Lembaga Pendidikan
Kebutuhan akan pendidikan akan melahirkan
sistem-sistem pendidikan, misalnya guru sebagai pendidik, siswa sebagai
terdidik, materi pendidikan, metode pendidikan, serta tujuan pendidikan itu
sendiri
Lembaga pendidikan adalah lembaga sosial yang lebih
besar dibanding lembaga keluarga. Lembaga jenis ini menjadi tempat bagi
masyarakat menempuh pendidikan baik pendidikan akhlak maupun ilmu pengetahuan
dan keterampilan. Tujuannya agar mereka yang mengenyam pendidikan punya tingkah
laku yang baik. Kebutuhan untuk melestarikan kebudayaan, memiliki ketrampilan
hidup, pengembangan bakat, keinginan anggota masyarakat untuk mencari nafkah,
dorongan untuk mempertahankan status dan kelas social membuat mereka kemudian
mencari solusi untuk menampung kebutuhan tersebut dengan cara membetuk aturan/
norma yang melahirkan system Lembaga Pendidikan.
Sumber gambar:
https://tse3.mm.bing.net/th?id=OIP.Jg4W5fzuTQPAlc20lfadMgHaEL&pid=Api&P=0&h=180
3.
Interakasi dalam
pembentukan Lembaga Agama
Kebutuhan yang berkaitan dengan rasa nyaman untuk mencapai kepuasan dan ketenangan batin, tuntunan
prinsip benar dan salah, pedoman hidup akan
melahirkan sistem-sistem religi/ keyakinan/ agama. Sistem religi ini termasuk
salah satu unsur kebudayaan universal, karean apada setiap masyarakat akan diketemukan
jenis keyakinan/ agama yang beragam.
Lembaga agama merupakan lembaga sosial yang mengatur
kehidupan beragama di masyarakat. Agama merupakan hal penting dalam kehidupan,
karena bisa menyeimbangkan antara urusan dunia maupun akhirat. Pemahaman agama
juga membantu memberikan sifat terpuji bagi pemeluknya yang taat.
https://tse3.mm.bing.net/th?id=OIP.-buzMruL7tWLzMwvfCbSewHaD1&pid=Api&P=0&h=180
Para antropolog generasi awal memusatkan perhatian pada
masalah asal-usul agama dan mereka sampai pada kesimpulan yang berbeda-beda. J.
G. Frazer (1854- 1941),7 misalnya, menyatakan bahwa asal-usul agama adalah
magi, sementara menurut E.B. Tylor (1832-1917)8 adalah animisme, dan Wilhelm
Schmidt (1868-1954) mengemukakan adanya paham monoteisme asli. Antropolog
lainnya berpendapat bahwa asal-usul agama adalah paham pre-animisme, totemisme,
fetisisme, atau politeisme. agama merupakan sebuah respon terhadap yang suci
dan lebih dari sekedar sebuah perasaan kegantungan atau sebuah bentuk kesadaran
diri. Menurutnya, agama adalah kedalaman emosi keagamaan, sebuah campuran
paradoksikal antara cinta dan takut, ketertarikan dan penolakan. Dari situ
ditangkap bahwa kebutuhan psikis sangat besar muncul sebagai jawaban atas
kecemasan, takut terhadapa sesuatu, karena itu lahirlah agama, magi, animism,
dinamisme, totemisme dll.
4. Interaksi dalam
pembentukan Lembaga Ekonomi
Masalah pokok ekonomi
muncul karena kesepakatan yang dicapai antara kebutuhan manusia yang tidak
terbatas dan sumber daya yang terbatas. Kebutuhan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya beragam.
Adanya sumber daya yang
terbatas dapat menimbulkan masalah. Apa masalah ekonomi utama yang dihadapi
umat manusia? Salah satu contoh permasalahan ekonomi yang dihadapi manusia
dalam hidup adalah terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang dan kebutuhan hidup
lainnya, maka dari cara berpikir untuk memenuhi semua kebutuhan itulah lahirlah
Lembaga ekonomi.
Lembaga ekonomi
merupakan jenis lembaga sosial yang kegiatannya berada di bidang ekonomi. Setiap
oaring berinteraksi dengan norma/ aturan baku, bagaimana cara membayar,
bagaimana pengaturan upah, bagaimana aturan ketenagakerjaan, bagaimana mengatur
kegiatan konsumsi, produksi dan penyaluran/ distribusi barang dan jasa.
Misalnya pasar, adanya pasar membutuhkan pengelola,
tempat, dan sejumlah aturan yang mengikat seluruh pedagang dan masyarakat yang
berbelanja di dalamnya. Tujuan pasar adalah menghimpun kegiatan ekonomi untuk
memberi manfaat ekonomi bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.
https://tse2.mm.bing.net/th?id=OIP.rFJz0VQpPHOfEONKhv2OwAHaEK&pid=Api&P=0&h=180
5. Interaksi dalam
proses pembentukan Lembaga Budaya
Kebutuhan akan Peran
Lembaga Budaya adalah mengembangkan dan melestarikan budaya, seni, ilmu
pengetahuan, lingkungan dan juga pendidikan dalam sebuah negara. Keinginan ini
melahirkan wadah untuk mengaktualisasi bakat, minat yang positif sehingga
muncul Lembaga social. Misalkan muncul Lembaga swadaya masyarakat yang bergerak
dibidang budaya, tari, olah raga dll.
Lembaga budaya merupakan sebuah lembaga sosial yang
sifatnya publik di dalam sebuah negara. Peranan lembaga sosial ini adalah mengembangkan
budaya, ilmu pengetahuan, seni, dan lingkungan kepada masyarakat di suatu
daerah sampai suatu negara.
https://tse1.mm.bing.net/th?id=OIP.e6X09HbbK4qaRGdY6eFNdgHaEK&pid=Api&P=0&h=180
6. Interaksi dalam
proses pembentukan Lembaga Politik
Proses terbentunya lembaga politik ialah pembentukan
suatu bangsa (Nation), dalam rangka pembentukan suatu negara:
- Mengadakan kegiatan-kegiatan dan proyek-proyek yang sesuai dengan kehendak warga masyarakat.
- Mengusahakan adanya
persamaan nilai, norma, atau sejarah.
- Membentuk tentara
nasional yang merupakan tulang punggung suatu negara merdeka yang mendapatkan
dukungan dari segenap lapisan masyarakat.
- Mengadakan pendidikan
bela negara dengan mengadakan upaya pengibaran bendera di sekolah-sekolah.
lembaga sosial politik yang merupakan lembaga sosial bentukan masyarakat sendiri dengan tujuan politik dan berperan dalam kegiatan politik.
Lembaga politik ini
bisa dalam bentuk pemerintahan, sehingga memiliki peran sebagai pemelihara
ketertiban dan keamanan. Sekaligus melayani dan melindungi masyarakat di negara
yang bersangkutan. Peran dan kegiatan lembaga politik sudah tentu berhubungan
dengan bidang politik itu sendiri. Kebutuhan akan ketertiban, keamanan itulah
yang mendorong manusia membutuhkan Lembaga politik.
Sumber gambar:
https://tse1.mm.bing.net/th?id=OIP.npk-jRf9hQiDwLunS-Y4nAHaFH&pid=Api&P=0&h=180
C. Latihan dan Kunci Jawaban/Rubrik
Pertemuan-1 |
|||
No |
Soal |
Jawaban |
Skor |
1 |
Konsepsi atau pemikiran abstrak dalam diri manusia
mengenai apa yang dianggap buruk dan apa yang di anggap baik adalah
pengertian dari... a. Hubungan b. Masalah
sosial c. Tindakan d. Nilai sosial |
|
2 |
2 |
Segala
sesuatu yang bermanfaat untuk unsur fisik manusia dinamakan nilai.... a. mendarah daging b. material c. dominan d. vital e.
kerohanian |
|
2 |
3 |
Yang benar tentang tingkatan norma yaitu.... a. cara, kebiasaan, adat,hukum, tata
kelakuan b. cara, kebiasaan, tata kelakuan, hukum,
adat c. cara, kebiasaan, tata kelakuan, adat,
hukum d. cara, tata kelakuan, kebiasaan, adat,
hukum |
|
2 |
4 |
Suatu aturan dengan kekuatan yang mengikat
yang lebih kuat dari pada usage adalah norma.... a.
habit b.
usage c.
custom d.
folkways |
|
2 |
5 |
Norma yang sifatnya mutlak
serta mengharuskan ketaatan bagi para pemeluk dinamakan norma.... a. norma hukum b. norma agama c. norma kesusilaan d. norma kesopanan |
|
2 |
|
Rubrik : Nilai = Skor perolehan x
100 Skor maksimal Skor maksimal = 10 |
|
|
D. Daftar Pustaka
Baharuddin. 2021.Pengantar Sosiologi. Sanabil. Mataram. UIN Mataram
Maryati, Kun, Suryaati, Juju. 2012. SPM Sosiologi
SMA dan MA. Jakarta. ESIS
Setiawan, Iwan., dkk. 2017.Ilmu Pengetahuan Sosial (REVISI) untuk SMP/MTs kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia rev (halaman 108-134)
Soeroso, A.
2008. Sosiologi 1.SMA Kelas X. Jakarta. Yudistira
Ruswanto. 2009.Sosiologi : SMA / MA Kelas X Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional,
FITRIANI 2020. Sejarah Agama-Agama . skripsi. Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara
https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-jenis-jenis-lembaga-sosial
https://www.ruangguru.com/blog/nilai-norma-dan-keteraturan-sosial
https://tse2.mm.bing.net/th?id=OIP.-mknbXCIbtGokejS5tM_rQHaEo&pid=Api&P=0&h=180
https://tse3.mm.bing.net/th?id=OIP.-buzMruL7tWLzMwvfCbSewHaD1&pid=Api&P=0&h=180
Tidak ada komentar:
Posting Komentar