Sabtu, 01 Juli 2023

Pengaruh Interaksi terhadap pembentukan lembaga sosial

 

Untuk klik download materi


MATERI AJAR

        Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Pembentukan Lembaga Sosial.

         

Sekolah                                    : MTs Muhammadiyah 2 Kalijambe

Mata Pelajaran/Tema/Subtema: IPS/ Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Pembentukan Lembaga Sosial/ nilai dan norma

Kelas/Semester                          : VII/ Ganjil

         

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah melaksanakan  pembelajaran dengan model Problem  Based Learning (PBL) dengan menggunakan metode Ceramah Plus Diskusi diharapkan:

1.     Melalui kegiatan mendengarkan ceramah guru, peserta didik mampu menjelaskan pengertian nilai dan norma dengan tepat.

2.   Melalui kegiatan mengamati tayangan video/ PPT, peserta didik mampu menganalisis perbedaan nilai dan norma dengan benar

3.  Melalui kegiatan bimbingan penyelidikan dari berbagai sumber belajar, peserta didik mampu menganalisis tingkatan norma – norma yang tumbuh dalam masyarakat dengan benar.

4.  Melalui kegiatan bimbingan penyelidikan dari berbagai sumber belajar, peserta didik mampu menganalisis pengaruh interaksi dalam proses terbentuknya Lembaga sosial dengan kritis.

5.   Melalui kegiatan bimbingan penyelidikan dari berbagai sumber belajar, peserta didik mampu menganalisis pengaruh lembaga sosial terhadap perilaku masyarakat dengan benar.

6.    Melalui kegiatan pengembangan dan evaluasi dari guru, peserta didik mampu menyajikan hasil diskusi pengaruh interaksi sosial terhadap pembentukan lembaga sosial dengan jelas.

B. Uraian Materi

 

Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Pembentukan Lembaga Sosial

 

Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan peran dari orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. ini karena dalam memenuhi kebutuhan hidup, manusia tidak bisa mengupayakaan sendiri. Mereka melakukan interaksi sosial dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhannya sehingga terbentuklah Lembaga social. Interaksi sosial dilakukan oleh setip manusia untuk mencukupi berbagai kebutuhan hidupnya. Terlebih kebutuhan manusia ini sangat beragam, sehingga interaksi sosial menjadi salah satu cara yang dilakukan oleh setiap manusia agar semua kebutuhannya bisa terpenuhi. Interaksi sosial ini bisa berlangsung baik antarindividu, individu dengan kelompok, maupun antarkelompok.

Interaksi untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan hidup inilah yang menjadi awal terbentuknya lembaga social. Setiapa Lembaga yang terbentuk akan menjadi cara bagi manusia untuk mengatur pemenuhan kebutuhan pokok mereka. Oleh karena itu setiap Lembaga yang terbentuk sebagai  cara mereka memenuhi kebutuhan mereka oleh karena itu ada nilai, ada norma yang mengatur interaksi mereka agar tercipta ketaraturan.

 

Setiap lembaga yang terbentuk memiliki tiga unsur, yaitu:  sisten norma, Tindakan berpola dan kebutuhan. Selengkapnya Simak penjelasan berikut!

 

A. Sistem norma

Norma adalah aturan yang mengikat masyarakat. Aturan ini bisa berupa perintah atau larangan. Norma memiliki sanksi. Itu sebabnya norma bersifat mengikat. Norma adalah bentuk kongkrit dari nilai berisi perintah dan larangan untuk mengatur perilaku manusia.

Kalau kita melihat definisi diatas bahwa norm itu bentuk konkrit dari nilai maka apa yang dimaksud dengan nilai. Karena norma ada karena adanya nilai. Jadi keberadaan norma itu lahir setelah nilai ada. Maka mari kit aulas nilai terlebih dahulu.

 Nilai social

Nilai social adalah segala sesuatu yang dianggap penting dan benar oleh kelompok masyarakat inilah yang kita kenal sebagai nilai. Nilai yang dianut setiap orang dapat berbeda karena nilai bersifat relatif (tidak mutlak). Sesuatu yang kita anggap bernilai belum tentu dianggap sama dengan orang lain.

Dengan kata lain nilai adalah konsepsi yang abstrak dalam diri manusia tentang apa yang dianggap baik dan buruk.

 Nilai sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1.    Nilai tercipta secara sosial bukan bawaan lahir. Artinya, seseorang terus menerus mempelajari nilai seiring berjalannya waktu. Contoh: kamu menganggap pendidikan adalah nilai kesuksesan karena orang tuamu mengajarkan hal tersebut di dalam keluarga. berarti nilai bukan diperoleh dari lahir, melainkan ditanamkan oleh orang tuamu.

2.    Nilai memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap individu dan masyarakat. Contoh: bagimu, gelar berpengaruh besar terhadap hidup seseorang. Akan tetapi, orang lain belum tentu memandang hal yang sama. Bisa saja menurut mereka, koneksi pertemanan yang lebih penting.

3.  Nilai berlangsung secara terus menerus melalui interaksi, kontak sosial, dan akulturasi. Contoh: Sebelumnya, kamu memandang nilai kesuksesan itu berdasarkan dari gelar pendidikan. Tapi, seiring waktu, kamu berinteraksi dengan orang baru atau masuk ke lingkungan baru. Lama-lama, nilai itu bisa berubah.

4.  Nilai melibatkan emosi dan perasaan. Artinya, dalam menjalankan nilai, kita akan dipengaruhi oleh perasaan atau emosi. Contoh: Orang tuamu menjunjung tinggi nilai pendidikan. Maka mereka rela menabung demi masa depan anak-anaknya.

5.      Terbentuk melalui proses sosialisasi. Nilai itu di pelajari dari generasi ke generasi selanjutnya.

6.      Nilai bisa berbeda dari satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.

 Sumber Nilai

1. Agama

2. Masyarakat

3. Individu

Menurut Notonegoro, nilai terbagi menjadi 3 jenis:

1.  Nilai Material, yang berguna bagi fisik manusia. Contohnya makanan. Bagi sebagian orang, makanan punya nilai tersendiri. Makan enak bisa meningkatkan mood kalo lagi bete. Nah, contoh nilai material yang lain ada pakaian, tempat tinggal, dan kebutuhan pokok lainnya.

2.       Nilai Vital, yang berguna bagi manusia untuk melakukan aktivitasnya. Contoh: Bagi abang ojek online, kendaraan bermotor, gadget, dan kuota internet adalah nilai vital karena tanpa barang tersebut, mereka nggak bisa bekerja.

3.       Nilai Kerohanian, yang berguna bagi kebutuhan batin manusia. Nilai Kerohanian dapat dibagi menjadi 4, yaitu:

o   Nilai Kerohanian, bersumber pada Tuhan. Contoh: kamu beragama Kristen, maka ibadahmu dilakukan di gereja dengan berdoa dan nyanyian pujian. Sementara temanmu yang beragama Islam melakukan ibadah di masjid dengan sholat dan mengaji.

o   Nilai Kebenaran, bersumber dari akal manusia yang dibuktikan dengan fakta. Contoh: Bumi itu bulat, air laut rasanya asin.

o   Nilai Kebaikan/Moral, bersumber dari hati manusia. Membantu orang / menyeberangkan jalan dianggap hal yang baik.

o   Nilai Keindahan, bersumber dari estetika. Kamu suka melihat yang indah daripada yang buruk

Fungsi Nilai Sosial


1.       Alat untuk menetapkan harga sosial dari pribadi dan kelompok.

2.       Mengarahkan masyarakat untuk berpikir dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.

3.       Sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peran sosialnya

4.       Alat solidaritas atau mendorong masyarakat

5.       Sebagai kontrol perilaku masyarakat

6.       Sebagai acuan dan sumber motivasi untuk berbuat sesuatu. Misalnya, penanaman nilai-nilai keagamaan melalui pengajian.

7.       Sebagai benteng perlindungan atau penjaga stabilitas budaya kelompok atau masyarakat

    8.    Mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku 

 

 NORMA SOSIAL

 Norma adalah bentuk kongkrit dari nilai yang berisi perintah dan larangan untuk mengatur perilaku manusia. Interaksi manusia akan dikendalikan oleh adanya norm ini karena norma memiliki sanksi yang jelas. Sistem norma merupakan sejumlah norma yang terangkai dan berkaitan satu sama lain. Norma-norma ini mempunyai kekuatan mengikat yang yang berbeda-beda. Ada norma-norma yang sangat kuat mengikatnya dan ada pula yang lemah.

Atas dasar kekuatan mengikat ini maka dikenalah istilah

·         Cara (usage), suatu norma yang berbentuk perbuatan dan lebih menonjol dalam hubungan antara individu, misalnya: cara minum.

·     Kebiasaan (folkways), suatu norma yang berbentuk perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Ini membuktikan bahwa perbuatan itu disukai banyak orang. Misalnya kebiasaan menghormati orang lain yang lebih tua.

·       Tata kelakuan (mores), suatu norma yang berbentuk kebiasaan yang dianggap sebagai cara berperilaku dan diterima sebagai norma pengatur. Misalnya norma perihal hubungan antara pria dan wanita Tata kelakuan mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai berikut:

o   memberi batas-batas pada kelakuan individu. Hal ini karena tata kelakuan merupakan suatu alat untuk memaksa suatu perbuatan dan sekaligus larangan terhadap suatu perbuatan tertentu.

o   mengidentifikasikan individu dengan kelompok lainnya.

o   menjaga solidaritas antar-anggota masyarakat.

·     Adat-istadat (Custom) Adat-istadat adalah tata kelakuan yang kekal dan mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar terhadap anggota masyarakatnya sehingga anggota masyarakat yang melanggarnya akan menerima sanksi yang keras

 

 

Perbedaan antara Nilai dan Norma

  NILAI                                                               

  •   Nilai abstrak berupa anggapan baik buruk
  •   Nilai lebih dahulu tercipta dari norma
  •   Tidak ada nilai yang tertulis.
  •   Nilai bersifat implisit alias tersamar/tersirat. Sedangkan sifat
  •   Nilai belum dilengkapi dengan sanksi.
  •   Nilai berfungsi sebagai pedoman seseorang dalam bermasyarakat. 

NORMA

u  Norma konkrit berupa perintah dan larangan
u  Norma muncul setelah adanya nilai
u  norma bisa berwujud tertulis dan tidak tertulis.
u  Norma adalah eksplisit, nyata, tegas, dan jelas.
u  Norma akan memperoleh sanksi tertentu
uNorma berguna sebagai aturan yang ada di suatu kelompok masyarakat

 

BENTUK NORMA SOSIAL

  1. Norma agama adalah aturan-aturan hidup yang berupa perintah-perintah dan larangan-larangan, yang  oleh pemeluknya diyakini bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa.
  2. kesusilaan adalah aturan-aturan hidup tentang tingkah laku yang baik dan buruk, yang berupa "bisikan-bisikan" atau suara batin yang berasal dari hati nurani manusia.
  3. Norma kesopananan adalah aturan hidup bermasyarakat tentang tingkah laku yang baik dan tidak baik baik, patut dan tidak patut dilakukan, yang berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat atau komunitas tertentu.
  4. Norma hukum adalah aturan-aturan yang dibuat oleh lembaga negara yang berwenang, yang mengikat dan bersifat memaksa, demi terwujudnya ketertiban masyarakat

Fungsi Norma Sosial

  1.        Mengatur tingkah laku masyarakat agar sesuai dengan nilai yang berlaku
  2.         Menciptakan ketertiban dan keadilan dalam masyarakat
  3.         Membantu dalam mencapai tujuan bersama
  4.         Menjadi dasar dalam memberi sanksi kepada masyarakat yang melanggar norma

 

B. Tindakan Berpola Tindakan berpola merupakan serangkaian tindakan yang saling berhubungan satu sama lain, sehingga membentuk suatu pola yang mantap. Setiap Lembaga yang terbentuk memiliki aturan/ norma yang berbeda sehingga pola perilaku yang ditampilkan akan berbeda kalau dibandingkan dengan Lembaga lainnya. Misalkan bagaimana seorang guru bekerja, akan berbeda dengan bagaimana teller bank bekerja, bagaimana dokter bekerja dst. Mereka memiliki standar operasional pelaksanaan tugas yang berbeda-beda sesuai aturan kerja masing-masing. Contoh lainnya: bagaimana pemeluk satu agama berinteraksi dan melakukan ibadah yang memiliki aturan yang berbeda dengaan agama lainnya. Satu agama memiliki pola Tindakan yang mirip. Misalkan agama Islam, bagaimana seseorang bertemu mengucapkan salam, sholat dengan aurat tertutup, saat bepuasa, bagaimana mereka berhaji, dll.

C. Kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia yang beraneka ragam inilah yang menjadi dasar terbentuknya kelembagaan masyarakat yang beraneka ragam.

Contoh:

Kebutuhan manusia akan melanjutkan keturunan melalui perkawinan, akan melahirkan sistem-sistem pengaturan tata cara pelaksanaan suatu perkawinan, misalnya: adanya dua mempelai, saksi, mahar, ijab-kabul dan lain-lainnya.

 

Interaksi dalam Proses Terbentuknya Lembaga Sosial


Proses terbentuknya lembaga sosial atau lembaga kemasyarakat disebut juga dengan proses institusionalisasi atau pelembagaan. Lembaga sosial sendiri sebenarnya terbentuk dari norma-norma masyarakat. Norma tersebut berproses dari yang awalnya dikenal, kemudian diakui, dimengerti, hingga akhirnya dipatuhi oleh masyarakat. Semuanya hasil dari hubungan social/ interaksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

 

Jadi, proses institusionalisasi terjadi ketika ada norma atau nilai-nilai yang dianggap penting bagi kehidupan. Masyarakat kemudian diminta untuk mematuhi norma tersebut demi kehidupan yang lebih baik.  Dikutip buku Pengantar Sosiologi karangan Dr. Baharuddin MA, lembaga sosial terbentuk melalui proses habitualisasi dan tipifikasi.

 Habitualisasi merupakan proses terbentuknya suatu kebiasaan dari perilaku tertentu yang diulang-ulang. Tipifikasi adalah proses penerimaan atau pembenaran dari kebiasaan tersebut oleh sekelompok orang. Sementara proses habitualisasi yang terus berlanjut ke tipifikasi disebut dengan institusionalisasi.

 Jika diurutkan, awalnya ada sebuah perilaku yang dilakukan secara berulang sehingga menjadi kebiasaan (habitualisasi). Akan tetapi, kebiasaan ini belum tentu dianggap baik atau cocok bagi orang lain. Namun apabila dianggap cocok dan dipandang sebagai sesuatu yang penting, maka kebiasaan tersebut akan diterima, diakui, sekaligus diikuti oleh orang lain (tipifikasi). Dari sinilah kemudian terbentuk suatu tipe. Tipe merupakan suatu kebiasaan yang berlaku bagi sekelompok orang atau masyarakat, contohnya adalah adat istiadat atau tata kelakuan. Tipe inilah yang kemudian disebut sebagai lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan.

 

Ada beberapa faktor yang mendorong terbentuknya lembaga sosial, antara lain:

1.       Adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik kebutuhan mendasar, kebutuhan sosial maupun kebutuhan integratif.

2.       Untuk mewujudkan efisiensi kerja dari setiap individu yang dapat didelegasikan kepada lembaga-lembaga sosial tertentu untuk mewakilinya.

3.       Adanya keterbatasan benda-benda pemuas kebutuhan.

4.       Adanya keinginan untuk mewujudkan keadaan hari esok yang lebih baik serta menjamin kelangsungan hidup masyarakat.

 

 

1.       Interakasi dalam  pembentukan Lembaga Keluarga

 

Kebutuhan manusia untuk melanjutkan keturunan melalui perkawinan, akan melahirkan sistem-sistem pengaturan tata cara pelaksanaan suatu perkawinan, misalnya: adanya dua mempelai, saksi, mahar, ijab-kabul dan lain-lainnya. Mereka berinteraksi karena dorongan mengahasilkan keturunan, kebahagian, kasih saying.

 Lembaga keluarga adalah lembaga sosial terkecil dan sifatnya paling mendasar. Keluarga disebut lembaga karena merupakan proses penyatuan dua individu sekaligus dua keluarga yang berbeda satu sama lain.

 

Keduanya kemudian punya visi dan misi yang sama mulai dari hidup bahagia, hidup sejahtera, punya keturunan, dan sebagainya.

 

Sumber gambar:

https://tse2.mm.bing.net/th?id=OIP.-mknbXCIbtGokejS5tM_rQHaEo&pid=Api&P=0&h=180

 

2.       Interakasi dalam  pembentukan Lembaga Pendidikan

 

Kebutuhan akan pendidikan akan melahirkan sistem-sistem pendidikan, misalnya guru sebagai pendidik, siswa sebagai terdidik, materi pendidikan, metode pendidikan, serta tujuan pendidikan itu sendiri

 

Lembaga pendidikan adalah lembaga sosial yang lebih besar dibanding lembaga keluarga. Lembaga jenis ini menjadi tempat bagi masyarakat menempuh pendidikan baik pendidikan akhlak maupun ilmu pengetahuan dan keterampilan. Tujuannya agar mereka yang mengenyam pendidikan punya tingkah laku yang baik. Kebutuhan untuk melestarikan kebudayaan, memiliki ketrampilan hidup, pengembangan bakat, keinginan anggota masyarakat untuk mencari nafkah, dorongan untuk mempertahankan status dan kelas social membuat mereka kemudian mencari solusi untuk menampung kebutuhan tersebut dengan cara membetuk aturan/ norma yang melahirkan system Lembaga Pendidikan.


Sumber gambar:


https://tse3.mm.bing.net/th?id=OIP.Jg4W5fzuTQPAlc20lfadMgHaEL&pid=Api&P=0&h=180

 

3.       Interakasi dalam  pembentukan Lembaga Agama

 

Kebutuhan yang berkaitan dengan rasa nyaman untuk mencapai kepuasan dan ketenangan batin, tuntunan prinsip benar dan salah, pedoman hidup akan melahirkan sistem-sistem religi/ keyakinan/ agama. Sistem religi ini termasuk salah satu unsur kebudayaan universal, karean apada setiap masyarakat akan diketemukan jenis keyakinan/ agama yang beragam.

 

Lembaga agama merupakan lembaga sosial yang mengatur kehidupan beragama di masyarakat. Agama merupakan hal penting dalam kehidupan, karena bisa menyeimbangkan antara urusan dunia maupun akhirat. Pemahaman agama juga membantu memberikan sifat terpuji bagi pemeluknya yang taat.

 

 

 Sumber gambar:

  https://tse3.mm.bing.net/th?id=OIP.-buzMruL7tWLzMwvfCbSewHaD1&pid=Api&P=0&h=180

 

Para antropolog generasi awal memusatkan perhatian pada masalah asal-usul agama dan mereka sampai pada kesimpulan yang berbeda-beda. J. G. Frazer (1854- 1941),7 misalnya, menyatakan bahwa asal-usul agama adalah magi, sementara menurut E.B. Tylor (1832-1917)8 adalah animisme, dan Wilhelm Schmidt (1868-1954) mengemukakan adanya paham monoteisme asli. Antropolog lainnya berpendapat bahwa asal-usul agama adalah paham pre-animisme, totemisme, fetisisme, atau politeisme. agama merupakan sebuah respon terhadap yang suci dan lebih dari sekedar sebuah perasaan kegantungan atau sebuah bentuk kesadaran diri. Menurutnya, agama adalah kedalaman emosi keagamaan, sebuah campuran paradoksikal antara cinta dan takut, ketertarikan dan penolakan. Dari situ ditangkap bahwa kebutuhan psikis sangat besar muncul sebagai jawaban atas kecemasan, takut terhadapa sesuatu, karena itu lahirlah agama, magi, animism, dinamisme, totemisme dll.

 

4. Interaksi dalam pembentukan Lembaga Ekonomi

 

Masalah pokok ekonomi muncul karena kesepakatan yang dicapai antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan sumber daya yang terbatas. Kebutuhan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beragam.

Adanya sumber daya yang terbatas dapat menimbulkan masalah. Apa masalah ekonomi utama yang dihadapi umat manusia? Salah satu contoh permasalahan ekonomi yang dihadapi manusia dalam hidup adalah terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang dan kebutuhan hidup lainnya, maka dari cara berpikir untuk memenuhi semua kebutuhan itulah lahirlah Lembaga ekonomi.

Lembaga ekonomi merupakan jenis lembaga sosial yang kegiatannya berada di bidang ekonomi. Setiap oaring berinteraksi dengan norma/ aturan baku, bagaimana cara membayar, bagaimana pengaturan upah, bagaimana aturan ketenagakerjaan, bagaimana mengatur kegiatan konsumsi, produksi dan penyaluran/ distribusi barang dan jasa.

 

Misalnya pasar, adanya pasar membutuhkan pengelola, tempat, dan sejumlah aturan yang mengikat seluruh pedagang dan masyarakat yang berbelanja di dalamnya. Tujuan pasar adalah menghimpun kegiatan ekonomi untuk memberi manfaat ekonomi bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.

 

Sumber gambar :


https://tse2.mm.bing.net/th?id=OIP.rFJz0VQpPHOfEONKhv2OwAHaEK&pid=Api&P=0&h=180

 

5. Interaksi dalam proses pembentukan Lembaga Budaya

 

Kebutuhan akan Peran Lembaga Budaya adalah mengembangkan dan melestarikan budaya, seni, ilmu pengetahuan, lingkungan dan juga pendidikan dalam sebuah negara. Keinginan ini melahirkan wadah untuk mengaktualisasi bakat, minat yang positif sehingga muncul Lembaga social. Misalkan muncul Lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang budaya, tari, olah raga dll.

 

Lembaga budaya merupakan sebuah lembaga sosial yang sifatnya publik di dalam sebuah negara. Peranan lembaga sosial ini adalah mengembangkan budaya, ilmu pengetahuan, seni, dan lingkungan kepada masyarakat di suatu daerah sampai suatu negara.

 

 Sumber gambar:

https://tse1.mm.bing.net/th?id=OIP.e6X09HbbK4qaRGdY6eFNdgHaEK&pid=Api&P=0&h=180

 

6. Interaksi dalam proses pembentukan Lembaga Politik

 

Proses terbentunya lembaga politik ialah pembentukan suatu bangsa (Nation), dalam rangka pembentukan suatu negara:

  1. Mengadakan kegiatan-kegiatan dan proyek-proyek yang sesuai dengan kehendak warga masyarakat.
  2. Mengusahakan adanya persamaan nilai, norma, atau sejarah.
  3. Membentuk tentara nasional yang merupakan tulang punggung suatu negara merdeka yang mendapatkan dukungan dari segenap lapisan masyarakat.
  4. Mengadakan pendidikan bela negara dengan mengadakan upaya pengibaran bendera di sekolah-sekolah.

 Keinginanan akan keamanan, pengelolaan negara, kesejahteraan Bersama, membuat manusia menginginkan terbentuknya norma untuk mengatur bagaiaman kekuasaan dijalankan untuk menyejahterakan masyarakat.

lembaga sosial politik yang merupakan lembaga sosial bentukan masyarakat sendiri dengan tujuan politik dan berperan dalam kegiatan politik.

Lembaga politik ini bisa dalam bentuk pemerintahan, sehingga memiliki peran sebagai pemelihara ketertiban dan keamanan. Sekaligus melayani dan melindungi masyarakat di negara yang bersangkutan. Peran dan kegiatan lembaga politik sudah tentu berhubungan dengan bidang politik itu sendiri. Kebutuhan akan ketertiban, keamanan itulah yang mendorong manusia membutuhkan Lembaga politik.

 

Sumber gambar:


https://tse1.mm.bing.net/th?id=OIP.npk-jRf9hQiDwLunS-Y4nAHaFH&pid=Api&P=0&h=180

 

C. Latihan dan Kunci Jawaban/Rubrik

 

Pertemuan-1

No

Soal

Jawaban

Skor

1

Konsepsi atau pemikiran abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap buruk dan apa yang di anggap baik adalah pengertian dari...

a.   Hubungan

b.   Masalah sosial

c.   Tindakan

d.   Nilai sosial

                              


2

2

 

Segala sesuatu yang bermanfaat untuk unsur fisik manusia dinamakan nilai....

a.     mendarah daging

b.     material

c.     dominan

d.     vital

e.     kerohanian


2

3

 Yang benar tentang tingkatan norma yaitu....

a.     cara, kebiasaan, adat,hukum, tata kelakuan

b.     cara, kebiasaan, tata kelakuan, hukum, adat

c.     cara, kebiasaan, tata kelakuan, adat, hukum

d.     cara, tata kelakuan, kebiasaan, adat, hukum


2

4

Suatu aturan dengan kekuatan yang mengikat yang lebih kuat dari pada usage adalah norma....

a.     habit

b.     usage

c.     custom

d.    folkways

 


2

5

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Norma yang sifatnya mutlak serta mengharuskan ketaatan bagi para pemeluk dinamakan norma....

a.     norma hukum

b.     norma agama

c.     norma kesusilaan

d.     norma kesopanan

 


2

 

Rubrik : Nilai = Skor perolehan  x 100

                             Skor maksimal

             Skor maksimal = 10

 

 

 

D. Daftar Pustaka

 

Baharuddin. 2021.Pengantar Sosiologi. Sanabil. Mataram. UIN Mataram

 

Maryati, Kun, Suryaati, Juju. 2012. SPM Sosiologi SMA dan MA. Jakarta. ESIS

 

Setiawan, Iwan., dkk. 2017.Ilmu Pengetahuan  Sosial (REVISI) untuk SMP/MTs kelas VII.  Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia rev (halaman 108-134)

 

Soeroso, A. 2008. Sosiologi 1.SMA Kelas X. Jakarta. Yudistira

 

Ruswanto. 2009.Sosiologi : SMA / MA Kelas X  Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,

FITRIANI 2020. Sejarah Agama-Agama . skripsi. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-jenis-jenis-lembaga-sosial

https://www.ruangguru.com/blog/nilai-norma-dan-keteraturan-sosial

https://tse2.mm.bing.net/th?id=OIP.-mknbXCIbtGokejS5tM_rQHaEo&pid=Api&P=0&h=180

 https://tse3.mm.bing.net/th?id=OIP.Jg4W5fzuTQPAlc20lfadMgHaEL&pid=Api&P=0&h=180

https://tse3.mm.bing.net/th?id=OIP.-buzMruL7tWLzMwvfCbSewHaD1&pid=Api&P=0&h=180

 https://tse2.mm.bing.net/th?id=OIP.rFJz0VQpPHOfEONKhv2OwAHaEK&pid=Api&P=0&h=180

 https://tse1.mm.bing.net/th?id=OIP.e6X09HbbK4qaRGdY6eFNdgHaEK&pid=Api&P=0&h=180

 https://tse1.mm.bing.net/th?id=OIP.npk-jRf9hQiDwLunS-Y4nAHaFH&pid=Api&P=0&h=180



Tidak ada komentar:

Posting Komentar