Jumat, 01 Januari 2010

intepretasi budaya lewat mitologi

Intepretasi budaya lewat Mitologi
By: supriyadi
Prolog dari sebuah karya ilmiah

Mitologi dalam pandangan strukturalis adalah dongeng. Mite terkadang orang memaknai adalah sebagai dongeng suci dan mempunyai dimensi mengarahkan perilaku (social order). Karenanya mite disini bersifat problematis, karena apa yang orang katakan suci bukan lagi hal yang suci bagi sebagian yang lain. Oleh karena itu paradigma strukturalisme levi-staruss mengganggap dan menempatkan mite adalah sebuah dongeng yang punya makna. Dalam pandangan struktur maka dia bermakna karena dia disandingkan dengan yang lain. Mite inilah sebagai via regia untuk mengungkap tentang apa yang ada di alam pikir manusia yang menentukan tingkah laku manusia.
Mitologi sebuah ilmu yang terkadang sangat jarang orang menyadari pentingnya makna yang terkandung di dalam dongeng atau cerita rakyat itu bagi penataan tingkah laku sosial. Dalam kajian yang saya lakukan yang mengambil tokoh mite pangeran Samudro dalam dongeng pangeran Samudro di Gunung kemukus, ternyata ada kemiripan dengan dongeng lain walaupun telah mengalami penyesuaian dengan budaya lokal. Dalam kajian mitologi dalam perspektif strukturalis mite tidak lain adalah dongeng, karena itulah terminologi yang saya pakai adalah dongeng.
Menarik disini adalah adanya konteks latar belakang budaya waktu itu, yaitu dengan adanya peralihan tradisi dari hindu ke islam. pada masa politik kekuasaan majapahit ke arah kekuasaan Demak. ini butuh intepretasi hermeneutis yang mendalam. dalam analisa dongeng tersebut saya menggunakan dongeng penyanding oedipus, dengan alasan tertentu yang akan dibahas di bab tersendiri.
Pangkal tolak mempelajari mite adalah bahwa dongeng mengatasi teka-teki yang tak terjawab dan dengan demikian mempunyai media untuk mengantarai / menjawab teka-teki. Kalau levi strauss untuk mengantarai dalam mengatasi masalah yang tak terjawabkan dalam setiap karyannya berbeda seperti dapur/api untuk mengantarai natur-kultur, perniagaan untuk mengantarai natur-kultur dll. dalam Pangeran Samudro penengahnya/media nya yaitu pengusiran untuk menjawab teka-teki yaitu percintaannya/ peselingkuhannya dengan ibu tiri. yang mana kedua tokoh tersebut adalah dua orang yang tak terjodohkan. demikian sedikit dari dongeng Pangeran samudro yang saya ambil dari masyarakat pemilik mitos..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar